Semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan untuk dirinya semakin menurun tingkat morbiditas dan tingkat kecacatannya khususnya pada kasus kelainan kongenital atau bawaan pada anak. Beraneka ragam kelainan pada anak yang bisa terjadi pada semua sistem organ tubuh anak tersebut, salah satunya sistem muskuloskeletal pada anak.
Salah satu pemahaman yang berkembang yang harus dibenahi di masyarakat adalah bahwa ketika anak berjalan dan membentuk huruf O atau X, itu mengindikasikan anak tersebut memiliki kelainan tulang. Siapa sangka, hal tersebut termasuk ke dalam fase tumbuh kembang tulang pada anak-anak. Lantas, apa saja yang dapat disebut kelainan tulang anak dan bagaimana cara mengetahuinya ?
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak tidak seperti orang dewasa, tulang anak –anak masih masuk ke dalam masa pertumbuhan sehingga memiliki respon tubuh yang berbeda terhadap trauma fisik dan infeksi dibandingkan orang dewasa. Hal tersebut juga turut mempengaruhi deformitas atau perubahan bentuk yang terjadi.
Perlu difahami bahwa anak bukan sebuah miniature orang dewasa, itulah yang membuat penanganan kelainan sistem muskoloskeletal pada anak berbeda dengan pada orang dewasa. Sistem muskuloskeletal sendiri adalah kelainan pada alat gerak, tulang, sendi, otot, dan saraf.
Salah satu contoh kelainan pada sistem muskuloskeletal yang sering di temui pada anak – anak adalah kelainan bawaan bentuk anggota gerak seperti Club foot ( kaki bengkok), Skoliosis ( perkembangan tulang belakang ), dan Intoeing (kaki burung merpati).
Club foot terjadi kaki berubah dari posisi yang normal menjadi seperti tongkat golf atau Congenital Talipes Equino-Varus (CTEV). Club foot terjadi karena congenital dan hingga kini kasus yang banyak ditemukan adalah idiopatik ( belum diketahui penyebabnya). Jika tidak segera ditindak lanjuti, maka penderita club foot akan mengalami kesulitan berjalan, merasakan nyeri bahkan sampai bisa terjadi disabilitas.
Club Foot pada bayi baru lahir dapat langsung ditindak lanjuti dan tidak memerlukan tindakan operasi. Kita hanya akan mengoreksi dengan menggunakan gips, itu juga membutuhkan waktu yang lama. Jika Club Foot terlambat di tangani maka di perlukan tindakan operasi. Karena tulangnya sudah tidak dalam fase tumbuh kembang lagi. Selain itu banyak pula yang menyatakan bahwa kaki berbentuk O atau X diakibatkan oleh cara belajar yang salah.
Untuk bayi baru lahir sampai usia 2 tahun, secara normal kakinya berhuruf O,yang secara perlahan akan lurus ketika berumur 2,5 tahun. Kemudian mulai membentuk huruf X pada usia 3 - 5 Tahun. Pada usia 5 tahun ke atas, barulah sendi membentuk seperti lutut dewasa.
Jadi para orang tua tidak usah cepat cemas dan khawatir apabila anaknya yang baru dapat berjalan membentuk huruf O. Ketika telah menginjak 5 tahun ke atas dan sendi lutut berubah, barulah sebaik baiknya diperiksakan kembali pada ahli bedah anak untuk dilakukan evaluasi dan manajemen penanganan lebih lanjut.
Beberapa hal yang patut digaris bawahi dalam menangani permasalahan muskuloskeletal anak adalah bahwa anak- anak tidak selalu dapat mengutarakan keluhan yang dirasakan dan belum bisa menjawab bagaian mana yang dirasa sakit. Disinilah orang tua berperan penting. Butuh kesabaran, ketelitan, dan kemampuan berkomunikasi agar anak dapat relaks dan mau diperiksa dengan kooperatif .
Orang tua juga hendaknya memperhatikan cara anak saat berjalan dan pertumbuhan anak, karena semakin dini kelainan tulang di deteksi sedini mungkin maka keberlangsungan hidup anak - anak akan semakin tinggi dan baik. Yang paling penting adalah menjaga kesehatan ibu hamil waktu trimester pertama dan kedua, selalu periksa kesehatan, dan berkonsultasi pada ahli apabila ditemukan kelainan.
Seorang anak dapat memiliki kelainan tulang. Kelainan tulang pada anak ini mengacu pada kondisi yang memengaruhi kekuatan, pertumbuhan, dan kesehatan tulang secara keseluruhan. Dalam jurnal American Osteopathic Association, ada ragam faktor dapat berkontribusi terhadap perkembangan kerangka yang normal dan pencapaian kepadatan mineral tulang yang normal.
Kelainan tulang pada anak dapat dibedakan menjadi dua :
· Kelainan bawaan.
Kelainan yang dapat dilihat dan diketahui pada anak sejak lahir.
· Kelainan yang didapat.
Kelainan pertumbuhan yang disebabkan oleh ragam faktor ( kebiasaan posisi atau sikap tubuh, kurang asupan gizi tertentu, atau gangguan hormonal )
Selain itu, kelainan pertumbuhan juga dapat disebabkan karena adanya infeksi, cedera, dan keganasan/kanker, maupun metabolik. Dalam Medline Plus, disebutkan bahwa penyakit tulang bisa membuat kondisi tulang mudah patah. Berbagai jenis masalah tulang termasuk :
· Kepadatan tulang dan osteoporosis yang rendah, yang membuat tulang lemah dan cenderung lebih mudah patah.
· Osteogenesis imperfecta membuat tulang menjadi rapuh, Osteogenesis imperfecta disebabkan oleh gen yang rusak. Gen - gen ini mempengaruhi cara tubuh membuat kolagen dan protein yang membantu berfungsi menguatkan tulang. Kondisi ini bisa ringan, dengan hanya beberapa fraktur tulang selama penderita hidup. Pada kasus yang lebih berat, ratusan fraktur tulang dapat terjadi tanpa alasan jelas. Perawatan meliputi obat penguat tulang, terapi fisik, dan bedah ortopedi.
· Penyakit tulang Paget membuat tulang lemah.
· Tulang juga dapat mengembangkan kanker dan infeksi.
· Penyakit tulang lain, disebabkan gizi buruk, genetika, atau masalah dengan laju pertumbuhan atau pembangunan kembali tulang.
Karena itu, penting bagi anak untuk menjaga kesehatan tulang agar terhindar dari risiko kelainan tulang anak. Orang tua juga sangat berperan dalam membentuk kebiasaan sehat agar tulang anak tumbuh dengan optimal. Mengutip National Institute of Health, dua kebiasaan sehat untuk mendukung pertumbuhan tulang seumur hidup yang paling penting adalah nutrisi tepat, dan banyaknya aktivitas fisik.
Oleh karena itu, orang tua juga perlu menjadi contoh tauladan yang baik bagi diri sendiri dalam menjaga kesehatan tulang, sehingga anak akan terdorong untuk membentuk kebiasaan baik tersebut sampai mereka dewasa. Selain itu, konsumsi kalsium dan vitamin D untuk membantu memastikan peningkatan massa tulang yang optimal. Tidak hanya dengan susu, sumber vitamin D juga bisa didapat dari sayuran.
Terkait dengan
hal tersebut diatas khususnya pada kasus kelainan struktur tulang pada anak, di
Indonesia memiliki sebuah institusi layanan kesehatan khusus muskuloskeletal sebagai
rujukan nasional di bidang ortopedi dan traumatologi yang mampu menangani kasus
– kasus tersebut khususnya CTEV atau Clubfoot atau kaki pengkor, yang secara
intensif dan terpadu, yaitu di Rumah
Sakit Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta yang beralamat di Jalan A Yani No.
1 Pabelan Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah (0271) 714458
Disini pelayanan kesehatan anak ditangani secara terpadu dan berkelanjutan dari subpesialis pediatri ortopedi ( Tulang anak ), spesialis rehabilitasi medik anak, psikologi anak, orthotik prostetik, okupasi terapi, fisioterapi, dan spesialis Anak (Pediatri). Hampir dari seluruh penjuru Indonesia klien sudah memanfaatkan layanan kesehatannya dari promotif, preventif, rehabilitatif, sampai juga pada fase kuratif atau pengobatan termasuk jika perlu prosedur pembedahan, dengan hasil yang optimal.
Pelayanan kesehatan disini menggunakan 2 jenis layanan Reguler dan Eksekutif, hal ini berlaku baik di rawat jalan maupun di rawat inap.
Pelayanan Eksekutif
Pelayanan eksekutif ini bisa di awali dengan melakukan pendaftaran secara langsung maupun dengan cara online, dimana layanan eksekutif pediatri pada hari Senin dan Kamis.Pelayanan Reguler
UmumUntuk mendapatkan pelayanan tersebut diatas bisa mendaftarkan diri secara langsung maupun lewat online dengaan selanjutnya melengkapi dengan berkas berkas yang dibutuhkan sesuai dengan layanan yang dikehendaki.
Semoga Bermanfaat
Salam Sentul salam sehat sendi dan tulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar