Jumat, 02 Oktober 2020

DARAH SULIT MEMBEKU..? WASPADALAH DENGAN HEMOFILI

Gangguan sistem pembekuan darah atau penyakit hemofili adalah kekurangan faktor pembekuan darah yang mengakibatkan kelainan genetik pada darah. Hemofilia menjadi salah satu penyakit genetic tertua yang tercatat sejak 1803 yang umumnya diderita oleh seorang lelaki. Orang yang mengalami hemophilia bila mengalami luka, maka penyembuhannya akan lebih lama. Pada seorang anak pengidap hemophilia yang paling ditakutkan adalah terjadinya pendarahan pada perut, otak atau persendian.

Hemofilia biasanya terjadi secara mendadak yang ditandai dengan timbul rasa nyeri hebat secara mendadak, persendian seperti lutut, siku dan lainnya mengalami rasa panas atau pembengkakan, sakit kepala hebat secara terus menerus, muntah-muntah, rasa lelah yang berkepanjangan dan luar biasa, nyeri tengkuk, penglihatan ganda dll.

Mengenali dan mewaspadai gejala hemophilia menjadi hal penting agar bisa segera dapat mengambil tindakan yang tepat bila menjumpai orang yang terindikasi terkena hemophilia. Gejala yang muncul diantaranya, banyak memar besar dan mendalam. Pendarahan internal yang mengakibatkan pembengkakan dan nyeri sendi.

Ditemukannya darah dalam urin. Pendarahan atau memar berlebihan dan lama terutama bila terjadi luka atau setelah operasi. Mimisan tanpa diketahui penyebabnya dan pada anak terjadi pendarahan yang tidak biasa setelah imunisasi. Gejala lainnya adalah rasa sesak pada persendian.

Penyebab penyakit hemophilia dikarenakan kekurangan salah satu faktor pembekuan darah saat proses koagulasi. Koagulasi merupakan proses pembekuan darah dan penghentian pendarahan saat terjadi proses pendarahan internal yang melibatkan partikel darah yang dinamakan platelet dan protein plasma. Hemofilia dibedakan dalam tiga jenis yaitu hemophilia A, hemophilia B dan hemophilia C.

Hemofilia A yang paling umum terjadi disebabkan kurangnya faktor pembekuan 8 (VIII) yang cukup. Hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan 9 (IX). Hemofilia C disebabkan faktor pembekuan 11 (XI). Hemofilia tipe A dan B disebabkan kelainan gen pada kromosom X yang diwariskan dari seorang ibu sehingga menyerang pada anak laki-laki. Sedangkan hemophilia C dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan karena kelainan gen dari salah satu orang tua.

Pengobatan Penyakit Hemofilia

Setiap penyakit cenderung memiliki dampak tertentu baik bagi si penderita maupun lingkungan yang lebih sering disinyalir sebagai dampak psikologis. Penderita hemofilia merasakan dirinya tidak seberuntung orang lain, terutama pada anak-anak. Mereka tidak bisa bermain selayaknya anak-anak normal yang bebas, karena ada semacam ketakutan yang tertanam oleh lingkungan khususnya orang tua bahwa kamu mengalami sakit ini sehingga tidak boleh begini dan begitu.

Ditambah lagi karakter penderita hemofilia secara fisik apabila mengalami luka fisik penyembuhannya bisa lebih lama, padahal luka, jatuh dan sebagainya adalah dunianya anak-anak yang sedang bereksplorasi.

Mengantisipasi secara fisik dan pengobatan yang teratur penderita penyakit hemofilia memang penting. Namun orang tua atau lingkungan sering melupakan perawatan psikologis bagi penderita yang cenderung merasa rendah diri, suka menarik diri dari lingkungan dan menjadi orang yang serba takut.

Apabila hal ini tidak diperhatikan secara baik, justru bisa memperparah kondisi penderita. Mengingat banyak penyakit yang disebabkan justru dari gangguan psikologis yang berdampak pada fisiologisnya. Begitu pula penanganan psikologis yang hebat dan baik juga bisa mempercepat penyembuhan permasalahan atau gangguan fisiologis seseorang. Jadi hal ini tidak boleh diabaikan begitu saja, karena kesehatan psikologis akan meningkatkan daya tahan tubuh dan sel-sel tubuh juga akan lebih kuat sehingga mempercepat proses pemulihan.

Penyembuhan penyakit hemofilia oleh para ahli ditemukan dengan metode imunisasi analgesic, transfus darah serta penggunaan infuse sebagai pengganti faktor pembekuan darah. Penanganan selanjutnya sudah mengarah pada proses pencegahan dengan ditemukannya konsentrat pembekuan darah.

Penemuan ini membuat penderita hemofilia dapat melakukan terapi secara rutin dengan infuse faktor VIII untuk mempertahankan kadar konsentrasi protein pembekuan dalam darah yang dibutuhkan.

 

Semoga Bermanfaat

Salam Sentul salam sehat sendi dan tulang

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar