Banyak orang berpendapat bahwa para orang tua atau orang lanjut usia yang
terserang nyeri sendi di akibatkan oleh faktor usia, tetapi jangan salah,
penyebab nyeri sendi pada lansia tidak hanya dari faktor usianya saja,
buktinya seperti pasangan kakek nenek asal Australia yaitu Janette
Murray-Wakelin (64) dan Alan Murray (68), yang telah memecahkan
rekor dunia sebagai pelari maraton sepanjang 9.776.75 mil selama 366 hari,
demikian yang di lansir oleh Huffington Post. Keduanya tidak ada masalah
mengenai sendi yang terasa nyeri padahal mengingat umur mereka yang
telah berkepala enam.
Hal ini lah yang membuat saya tertarik untuk membuat postingan tentang etilogi nyeri sendi pada lansia. Pertama tama pasti banyak yang menanyakan apa sih artinya etimologi ? Etimologi adalah studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal suatu bahasan. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani yaitu αἰτιολογία, aitiologia, yang artinya “menyebabkan”. Etimologi nyeri sendi pada lansia sendiri di dasari atas penyebab nyeri sendi pada lansia.
Nyeri
sendi banyak macamnya, ada yang seperti tidak nyaman ketika
disentuh, pembengkakan, peradangan, kekakuan, atau pembatasan gerakan.
Tapi pada umumnya banyak lansia yang terkena penyakit jenis nyeri sendi
semacam rematik, asam urat, Osteoarthritis, dan nyeri tulang belakang.
Sendi yang normal mempunyai tingkat gesekan yang rendah karena selain memiliki bantalan dalam sendi, sendi juga terdapat cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas atau pelicin saat terjadinya gesekan antar sendi. Nyeri sendi terjadi ketika munculnya ketidaknormalan dari sel-sel yang membentuk tulang rawan sendi, lalu terjadi kerusakan akibat retakan di permukaannya.
Dari retakan-retakan itulah, tulang muncul dan bertumbuh
di ujung sendi, sehingga permukaan sendi yang tadinya halus dan licin
menjadi kasar dan bergelombang. Karena ini lah, persendian tidak bisa
bergerak dengan mulus & menimbulkan efek nyeri. Biasanya,
gejala-gejala nyeri sendi muncul secara perlahan dan hanya terjadi di
beberapa sendi, seperti sendi pada jari-jari, bagian leher,pinggang,
pinggul, dan lutut.
Gejala yang paling sering
terjadi adalah rasa nyeri pada sendi akibat aktivitas sehari-hari, lalu
disertai rasa kaku yang biasanya menghilang setelah digerakan selama
beberapa saat. Pada kasus nyeri sendi yang telah parah, akan muncul
keterbatasan gerak pada sendi. Tubuh akan mencoba memperbaiki hal itu,
namun perbaikan yang terjadi justru menimbulkan bengkak dan pertumbuhan
sendi yang tidak merata atau bergelombang, dan hal ini dapat menimbulkan
sendi berbunyi ketika digerakkan atau suara krepitasi.
Faktor risiko dan penyebab nyeri sendi pada lansia ini umumnya adalah osteoporosis glukokortikoid (osteoporosis akibat sering mengkonsumsi obat-obatan steroid). Osteoporosis sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya kepadatan tulang seiring bertambahnya usia dan pada masa muda dulu menganggap remeh penyakit nyeri sendi sehingga dimasa lansianya terserang nyeri sendi serta peningkatan menopause juga terjadi peningkatan nyeri sendi.
Semoga Bermanfaat
Salam Sentul salam sehat sendi dan tulang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar