Rabu, 30 September 2020

ORANG LANJUT USIA RESIKO STROKE JIKA STRES

 

Stres, depresi, dan perasaan negatif dapat membuat opa dan oma berisiko terkena stroke. Tiga faktor tersebut berkaitan dengan peningkatan risiko stroke secara signifikan pada orang dewasa paruh baya dan lanjut usia atau lansia.

Bahkan, menurut studi, faktor perasaan negatif saja dapat membuat opa dan oma berisiko dua kali lipat terkena stroke mini yang juga dikenal dengan transient ischaemic attack (TIA), seperti dilaporkan Daily Mail, Kamis (10/7).

Dalam studi yang dirilis jurnal Stroke dari American Heart Association,peneliti menemukan stres kronis dapat meningkatkan risiko stroke dan TIA hingga 59 persen. Sementara, gejala depresi meningkatkan risiko stroke hingga 86 persen.

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur stres kronis, gejala depresi,kemarahan dan perasaan negatif pada 6.700 pria dan perempuan berusia 45 hingga 84 tahun. Pada periode 8,5 hingga 11 tahun, terdapat total 147 penderita stroke dan 48 penderita TIA dalam kelompok tersebut. Satu-satunya faktor yang tidak berdampak pada stroke adalah kemarahan.

Peneliti mendefinisikan perasaan negatif yaitu cara yang negatif dalam melihat dunia dan dilihat dengan mengukur kesinisan partisipan.

Pimpinan penelitian, Dr Susan Everson-Rose dari University of Minnesota, Amerika Serikat, mengatakan,”Fokus ke faktor risiko seperti tingkat kolesterol, tekanan darah, kebiasaan merokok dan lainnya sangat penting. Namun, studi seperti inidapat memperlihatkan bahwa karakteristik psikologis juga sama pentingnya.”

Dia menambahkan, mengingat populasi lansia, penting untuk mempertimbangkan faktor lain yang menyebabkan risiko penyakit.

“Stroke adalah penyakit yang menyeang lansia pada umumnya. Jadi, belajar tentang risiko yang mempengaruhi lansia adalah penting,” ujar Everson-Rose.

Stres kronis diukur pada lima areal terkait dengan kesehatan personal,masalah kesehatan, pekerjaan dan kemampuan menyelesaikan pekerjaan, hubungan dengan orang lain dan keuangan. Berdasarkan jawaban partisipan, kaitan faktor ini terhadap risiko stroke tetap signifikan meskipun telah mengukur usia, ras,jenis kelamin, gaya hidup, dan faktor lain yang berisiko stroke.

Everson-Rose menambahkan, “Satu hal yang tidak kami ukur adalah strategi menghadapinya. Jika seseorang mengalami gejala depresi atau merasa sangat stres atau perasaan negatif, kami tidak tahu bagaimana mereka menghadapi itu. Jadi,mungkin strategi positif yang mereka lakukan bisa memperbaiki beberapa dampak kaitan tersebut. Kami tidak mengukur strategi, jadi itu tugas untuk penelitian selanjutnya.”

Semoga Bermanfaat

Salam Sentul salam sehat sendi dan tulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar