Tulang, sama
seperti organ tubuh lainnya, akan mengalami penuaan. Kondisi tersebut ditandai
dengan penurunan massa atau kepadatan tulang. Penurunan ini bisa berjalan cepat
kalau tidak banyak tabungan massa tulang sejak masa kanak-kanak. Masa
kanak-kanak dan remaja (juga semenjak dalam kandungan) menjadi saat paling
penting untuk membangun tulang yang kuat. Pembentukan massa tulang memang sudah
dimulai sejak janin hingga usia 20 tahun. Kemajuan pembangunan tulang paling banyak
terjadi di masa remaja, ketika hormon pubertas mempercepat pertumbuhan tulang.
Sebab, sebagaimana disebutkan dalam situs Hormone Health Network, selain
bertambah panjang dan lebar, tulang juga menjadi lebih padat.
Normalnya, puncak
massa tulang terjadi di usia 20-40 tahun. Dengan puncak massa tulang terbesar
dan terpadat terjadi pada usia 30. Setelah usia 30 tahun, beberapa tulang mulai
mengalami penurunan massa sebagai bagian alamiah dari proses penuaan yang
membuat kepadatannya menurun. Karenanya, di usia ini tulang membutuhkan lebih
banyak kalsium untuk mengisi kepadatan tulang yang mulai menurun tersebut.
Pada wanita, proses penurunan kepadatan tulang
semakin cepat ketika memasuki pertengahan usia 40-an atau masa menopause. Di
masa ini, wanita dapat kehilangan 2-3 persen kepadatan tulangnya per tahun
akibat menurunnya hormon estrogen. Wanita kemudian banyak kehilangan massa
tulang setelah pertengahan usia 50-an, yang menjadi awal dari risiko patah
tulang
Proses
Remodeling
Jaringan
tulang memang secara terus menerus memperbarui dirinya dengan membongkar tulang
yang lebih tua dan menggantinya dengan tulang baru. Proses ini disebut sebagai
remodeling. Saat kanak-kanak atau remaja, laju pembentukan tulang baru lebih
cepat dibanding pembongkarannya (resorpsi). Namun, setelah usia 30-an, proses
yang terjadi adalah sebaliknya. Resorpsi tulang berlangsung lebih cepat
dibandingkan pembentukannya, membuat tulang menipis dan melemah saat menua.
Untungnya, laju resorpsi ini dapat diperlambat bila sejak masa kanak-kanak
hingga remaja sudah banyak menabung massa tulang. Dengan begitu, kejadian
osteoporosis atau pengeroposan tulang, termasuk risiko patah tulang di kemudian
hari, bisa diperlambat.
Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Kepadatan Tulang
Ada sejumlah
faktor -faktor yang memengaruhi kepadatan tulang seseorang. Gen, hormon, dan gaya hidup, semuanya memengaruhi puncak massa tulang. Faktor genetik memiliki
pengaruh terbesar terhadap puncak massa tulang. Tetapi, untuk mencapai potensi
genetik sepenuhnya, seseorang perlu memiliki kecukupan hormon tertentu,
kemudian ditambah dengan diet sehat seimbang dan olahraga.
Selain itu,
hormon pertumbuhan dan seks, yaitu estrogen serta testosteron saat pubertas,
mempunyai peranan penting dalam pembentukan massa tulang. Perlu diingat bahwa
anak laki-laki biasanya mencapai massa tulang lebih tinggi dibandingkan dengan
anak perempuan. Mereka juga lebih jarang mengalami osteoporosis saat memasuki
usia lanjut. Yang tak kalah penting adalah menjaga berat badan tetap sehat
serta mencukupi asupan vitamin D, kalsium, dan protein. Rajin melakukan
aktivitas fisik juga perlu bagi tulang sehat dan kuat.
Semoga Bermanfaat
Salam Sentul salam sehat sendi dan tulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar