Upaya menghargai waktu dapat diwujudkan
dengan mengoptimalkan waktu yang tersedia sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
seseorang. Manajemen waktu yang baik seharusnya tidak hanya terfokus untuk
mewujudkan sejumlah prioritas dalam aktivitas sehari - hari, tetapi juga
pengaturan waktu tidur yang optimal di malam hari sesuai dengan kadar yang
dibutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Alloh SWT dalam QS. Al-Furqaan
ayat 47 :
Dialah yang
menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan
siang untuk bangun berusaha.” (QS. Al-Furqaan: 47) Dalam surat lain tercantum
QS. Ar-Ruum:23 dan QS. An-Naba’:9
Pada
kenyataannya, sebagian besar orang tidak memahami makna tidur berkualitas dan
menganggap tidur sebagai suatu rutinitas yang terjadi setiap malam. Seringkali,
tidur dilakukan secara tidak teratur. Kualitas tidur yang kurang optimal
tersebut menyebabkan sistem tidur menjadi tidak seimbang sehingga tubuh
kehilangan energi lebih besar. Berdasarkan studi yang dilakukan University of
California, diketahui bahwa orang yang tidur selama delapan jam atau lebih
memiliki tingkat mortalitas 50% lebih tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kuantitas lamanya tidur tidak memberikan pengaruh positif pada seseorang, justru
yang lebih penting adalah kualitas tidur yang menentukan kualitas fisik,
mental, dan emosional seseorang.
Alloh SWT menciptakan manusia dan organ - organ tubuhnya untuk bekerja di waktu siang dan
beristirahat di malam hari. Manajemen waktu tidur optimal di malam hari dalam
tuntunan Islam dapat ditelaah dari QS. Adz-Dzariyaat ayat 15-18: (15)
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan
mata air-mata air, (16) Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.
Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat
kebaikan. (17) Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. (18) Dan
selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
Rasulullah SAW juga mencontohkan untuk tidur di awal malam dan bangun di awal sepertiga malam
terakhir. “Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah SAW membenci tidur sebelum Isya’ dan
bercakap-cakap setelahnya.“ (HR. Bukhari dan Muslim) Dari ‘Aisyah ra.,
bahwasanya Nabi Muhammad SAW. biasa tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir
malam, kemudian mengerjakan sholat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidur optimal
berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah di atas dapat dibuktikan
kebenarannya. Dr Ray Meddis, profesor di Department of Human Sciences, England
University of Technology, mengatakan bahwa manusia sebenarnya hanya perlu tidur
malam selama tiga jam. Oleh karena itu, pengaturan waktu tidur yang baik
haruslah sesuai kadar yang dibutuhkan dan dilakukan secara optimal. Selain
tidur di awal malam, Rasulullah SAW menganjurkan untuk mematikan lampu ketika
tidur. Hal tersebut sesuai dengan hadits: "Matikanlah lampu-lampu diwaktu
malam jika kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu-pintu, bejana serta makanan
dan minuman kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits
tersebut dapat dijelaskan melalui mekanisme fisiologis pada manusia. Saat
kondisi lingkungan mulai gelap, sintesis dan sekresi hormon melatonin oleh
kelenjar Pineal meningkat. Produksi hormon ini mempengaruhi aktivitas otak
dalam menimbulkan rasa kantuk, sehingga semakin malam, orang akan merasa
semakin mengantuk. Fungsi dari rasa kantuk adalah sebagai sinyal positif tubuh
agar segera mengistirahatkannya. Hormon yang mempengaruhi irama sirkadian ini
kemudian akan menyesuaikan sehingga terjadi sinkronisasi antara siklus tidur
dengan siklus pergantian siang dan malam di lingkungan. Kelenjar Pineal juga
memiliki fungsi menjaga kesehatan jantung pembuluh darah, mengatur ovulasi dan
siklus menstruasi pada wanita, mempengaruhi mood dan perubahan suasana hati.
Tidur yang
berkualitas di waktu malam hari merupakan upaya optimalisasi tubuh dalam melakukan
detoksifikasi untuk menetralisir toksin yang mengontaminasi tubuh.
Detoksifikasi tubuh, terjadi terutama pada hati, tercapai optimal saat kondisi tidur.
Mekanisme tersebut berkaitan erat dengan diproduksinya antioksidan sebagai
penetral toksin. Pada tidur yang berkualitas, detoksifikasi hati dapat berjalan
optimal, khususnya dalam pembentukan asam amino glutathione sebagai antioksidan
yang menetralisasi stres oksidatif dan radikal bebas.
Berdasarkan
pembahasan dalam tulisan ini, dapat kita disimpulkan bahwa dalam tuntunan
Islam, manajemen tidur di malam hari dilakukan dengan tidur di awal malam dan
bangun di awal sepertiga malam dengan mematikan lampu saat tidur. Tidur yang
berkualitas di malam hari melalui manajemen tersebut menjadikan detoksifikasi
hati berjalan optimal melalui pembentukan antioksidan yang menetralisasi stres
oksidatif dan radikal bebas. Demikian, Islam telah mengatur segala sesuatu
dengan sempurna. Apabila umat Islam mengamalkannya secara keseluruhan tentu
akan bermanfaat di dunia maupun akhirat. Hal tersebut sesuai dengan firman
Alloh SWT berikut :
“Dan bahwa
(yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. yang demikian itu diperintahkan Alloh SWT agar kamu bertakwa “. (Al-An’am: 153)
Semoga Bermanfaat
Salam Sentul salam sehat sendi tulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar